Rabu, 02 Mei 2012

Materi Komunitas

UKURAN UKURAN dan ISTILAH EPIDEMIOLOGI By; SUNANTO,SKM.,M.Kes 1. UKURAN MORBIDITAS Ukuran atau angka morbiditas adalah jumlah penderita yang dicatat selama 1 tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun Angka ini dapat digunakan untuk menggambarakan keadaan kesehatan secara umum, mengetahui keberahasilan program program pemberantasan penyakit, dan sanitasi lingkungan serta memperoleh gambaran pengetahuan pendudukterhadap pelayanan kesehatan Secara umum ukuran yang banyak digunakan dalam menentukan morbiditas adalah angka, rasio, dan pororsi 1. RATE Rate atau angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus perbandingan antara pembilang dengan penyebut atau kejadian dalam suatu populasi teterntu dengan jumlah penduduk dalam populasi tersebut dalam batas waktu tertentu. Rate terdiri dari berbagai jenis ukuran diataranya adalah . Proporsi atau jumlah kelompok individu yang terdapat dalam penduduk suatu wilayah yang semula tidak sakit dan menjadi sakit dalam kurun waktu tertentu dan pembilang pada proporsi tersebut adalah kasus baru. Tujuan dari Insidence Rate adalah sebagai berikut • Mengukur angka kejadian penyakit • Untuk mencari atau mengukur faktor kausalitas • Perbandinagan antara berbagai populasi dengan pemaparan yang berbeda • Untuk mengukur besarnya risiko yang ditimbulkan oleh determinan tertentu Rumus: P= (d/n)k Dimana: P= Estimasi incidence rate d= Jumlah incidence (kasus baru) n= Jumlah individu yang semula tidak sakit ( population at risk) Hasil estimasi dari insiden dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan penanggulangan masalah kesehatan dengan melihat, Potret masalah kesehatan, angka dari beberapa periode dapat digunakan untuk melihat trend dan fluktuasi, untuk pemantauan dan evaluasi upaya pencegahan maupun penanggulangan serta sebagai dasar untuk membuat perbandingan angka insidens antar wilayah dan antar waktu b) PR ( Prevalence) Ukuran prevalensi suatu penyakit dapat digunkan • Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit • Untuk penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan. Misalnya, penyediaan obat-obatan, tenaga kesehatan, dan ruangan • Menyatakan banyaknya kasus yang dapat di diagnosa • Digunakan untuk keperluan administratif lainnya Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit. Lamanya sakit adalah suatu periode mulai dari didiagnosanya suatu penyakit hingga berakhirnya penyakit teresebut yaitu sembuh, kronis, atau mati c) PePR (Periode Prevalence Rate) PePR yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat dengan jumlah penduduk selama 1 periode Rumus: PePR =(P/R)k P = jumlah semua kasus yang dicatat R = jumlah penduduk k = pada saat tertentu d) PoPR (Point Prevlene Rate) Point Prevalensi Rate adalah nilai prevalensi pada saat pengamatan yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat dengan jumlah penduduk pada saat tetentu Rumus: PoPR =(Po/R)k Po = perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat R =jumlah penduduk k = selama 1 perode Point prevalensi meningkat pada : 1. Imigrasi penderita 2. Emigrasi orang sehat 3. Imigrasi tersangka penderita atau mereka dengan risiko tinggi untuk menderita 4. Meningkatnya masa sakit 5. Meningkatnya jumlah penderita baru Point prevalensi menurun pada : 1. Imigrasi orang sehat 2. Emigrasi penderita 3. Meningkatnya angka kesembuhan 4. Meningkatnya angka kematian 5. Menurunnya jumlah penderita baru 6. Masa sakit jadi pendek e) AR (Attack Rate) Attack rate adalah andala angaka sinsiden yang terjadi dalam waktu yang singkat (Liliefeld 1980) atau dengan kata lain jumlah mereka yang rentan dan terserang penyakit tertentu pada periode tertentu Attack rate penting pada epidemi progresif yang terjadi pada unit epidemi yaitu kelompok penduduk yang terdapat pada ruang lingkup terbatas, seperti asrama, barak, atau keluarga. f) SAR g) CI (AAIR) h) ID i) Specifik menurut karakteristik . 2. RASIO Rasio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantittif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut Contoh: Kejadian Luar Biasa(KLB) diare sebanyak 30 orang di suatu daerah. 10 diantaranya adalah jenis kelamn pria. Maka rasio pria terhadap wanita adalah R=10/20=1/2 3. PROPORSI Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut Penyebaran proporsi adalah suatu penyebaran persentasi yang meliputi proporsi dari jumlah peristiwa-peristiwa dalam kelompok data yang mengenai masing-masing kategori atau subkelompok dari kelompok itu. Pada contoh di atas, proporsi pria terhadap permapuan adalah P= 10/30=1/3 2. UKURAN FERTILITAS a) Crude Birth Rate (CBR) Angka kelahiran kasar Angka kelahiran kasar adalah semua kelahiran hidup yang dicatat dalam 1 tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama. Rumus: CBR = (B/P)k B = semua kealhiaran hidup yang dicata P = Jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama. k = konstanta(1000) Angka kelahiran kasar ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat fertilitas secara umum dalam waktu singkat tetapi kurang sensitif untuk • Membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah • Mengukur perubahan tingkat fertilitas karena perubahan pada tingkat kelahiran akan menimbulkan perubahan pada jumlah penduduk b) Age Spesific Fertilty Rate (ASFR) Angka fertilitas menurut golongan umur Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat selam 1 tahun yang dicata per 1000 penduduk wanita pada golongan umur tertentu apda tahun yang sama Rumus: ASFR = (F/R)k F = Kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicata R = Penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang sama Angka fertilitas menurut golongan umur ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan pada angka kelahiran kasar karena tingkat kesuburan pada setiap golongan umur tidak sama hingga gambaran kelahiran menjadi lebih teliti c) Total Fertility Rate ( TFR) Angka fertilitas total Angka fertilitas total adalah jumlah angka fertilitas menurut umur yang dicatat sealma 1 tahun Rumus: TFR = Jumlah angka fertilitas menurut umur X k 3. UKURAN MORTALITAS a) Case Fatality Rate (CFR) Angka kefatalan kasus CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit tertentu yang terjadi dalam 1 tahun dengan jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama Rumus: CFR = (P/T)k P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentu T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama perhitungan ini dapat digu8nakan uutk mengetahui tingakat penyakit dengan tingkat keamtia yang tinggi. Rasio ini dapat dispesifikkan menjadi menurut goklongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lain-lain b) Crude Death Rate (CDR) Angka Kematian Kasar Angka keamtian kasar adalah jumlah keamtian ang dicata selama 1 tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Disebut kasar karena akngka ini dihitung secatra menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi denga tingkat kematian yang berbeda-beda. Rumus: CDR= (D/P)k D= jumlah keamtian yang dicata selama 1 tahun P=Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama Manfaat CDR a) Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat b) Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat c) Sebagai gambaran kondisi sosial ekonomi d) Sebagai gambaran kondisi lingkungan dan biologis e) Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk c) Age Spesific Death Rate (ASDR) angka kematian menurut golongan umur Angka kematian menurut golongan umur adalah perbandingan antara jumlah kematian yang diacata selama 1 tahun padas penduduk golongan umur x dengan jumlah penduduk golongan umur x pada pertengaha n tahun Rumus: ASDR= (dx/px)k dx = jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada golongan umur x px = jumlah penduduk pada golonga umur x pada pertengahan tahun yang sama k = Konstanta Manfaat ASDR sebagai berikut: 1. untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur 2. untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di bebagai wilayah 3. untuk menghitung rata-rata harapan hidup d) Under Five Mortality Rate (UFMR) Angka kematian Balita Angka kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian bayi dengan angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian balita yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama Rumus: UFMR = (M/R)k M = Jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun R = Penduduk balita pada tahun yang sama ` k = Konstanta Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini merupakan indikator yang sensitif untuk sataus keseahtan bayi dan anak e) Neonatal Mortality Rate (NMR) Angka Kematian Neonatal Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Angka Kematian Neonatal adalah jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari yang dicatata selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama Rumus: NMR = (d1/ B)k di = Jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari B = Kelahiran hidup pada tahun yang sama k = konstanta Manfaat dari angka kematian neonatal adalah sebgai berikut; 1. untuyk mengetahuai tinggi rendahnya perawatan post natal 2. Untuk mengetahui program Imuninsasi 3. Untuk pertolongan persalina 4. untuk mengetahui penyakit infeksi f) Perinatal Mortality Rate (PMR) angka kematian perinatal Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat dalam 1 tahun per 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama. Rumus: PMR = (P+M/R)k P = jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu M =ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 har R = 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama. Manfaat dari angka kematian perinatal adalah untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan bayi Faktor yang mempengaruhi tinggnya PMR adalah sebagai berikut: • Banyak bayi dengan berat badan lahir rendah • Status gizi ibu dan bayi • Keadaan sosial ekonomi • Penyakit infeksi terutama ISPA • Pertolongan persalinan g) Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun yang diacat selama 1 tahun dengan 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Rumus: IMR = (d0 /B)k d0 = Jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun B = Jumlah lahir hidup pada thun yang sama k = Konstanta Manfaat dari perhitungan angka kematian bayi adalah sebagai berikit: 1. Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi 2. Untuk Mengetahui tingkat pelayanan antenatal 3. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil 4. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Program Keluaga berencana (KB) 5. untuk mengetahui kondisi lingkungan dan social ekonomi h) Maternal Mortality Rate (MMR) Angka Kematian Ibu Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Rumus: MMR = (I/T)k I = adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas T = Kelahiran hidup pada tahun yang sama. k = konstanta Tinggi rendahnya angka MMR tergantung kepada: • Sosial ekonomi • Kesehatan ibu sebellum hamil, persalinan, dan masa nasa nifas • Pelayanan terhadap ibu hamil • Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas Referensi: 1. Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 2. Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta 3. Nasry, Nur dasar-dasar epidemiologi 4. Arsip mata kuliah FKM UNHAS 2006 Istilah dalam Epidemiologi penyakit menular 1. Carrier  pembawa penyakit Manusia/hewan t4 berdiamnya agent menular secara klinis tidak terlihat nyata. 2. Case Fatality Rate  angka kefatalan % dari jumlah penderita penyakit X dan meninggal karenanya. 3. Chemopraphilaxis  pemberian bhn kimia Untuk mencegah pertumbuhan/perkembangan infeksi. 4. Cleaning  pembersihan dgn air panas, sabun atau deterjen yg sesuai, mengisap debu/agent menular 5. Communicable disease  penyakit menular Penyakit yg disebabkan oleh agent penyebab menular atau hasil racunnya. 6. Communicable period  waktu penularan selama waktu t3 dimana agent menular dpt dipindahkan. 7. Contact  berhubungan Org/hewan yg telah berhubungan dg org/hewan terinfeksi atau ligkungan yg terkontaminasi. 8. Contamination  kontaminasi adanya agent menular pada permukaan tubuh/pakaian /t4 tidur/alat bedah/makanan/minuman dll 9. Desinfektion  desinfeksi Mematikan agent menular dg bahan kimia, alat/cara yg bersifat fisik yg mengena secara langsung diluar tubuh. 10. Desinfestation  memusnahkan hewan kecil semua proses secara fisik/kimia untuk memusnahkan hewan kecil yg tidak dikehendaki. 11. Endemic  Penyakit menetap Adanya penyakit menular yg tetap dlm satu area geografis t3 12. Epidemic  KLB/wabah kejadian luar biasa dr suatu penyakit t3 melebihi dari jumlah yang diperkirakan 13. Fumigation  mematikan dg mengunakan gas Semua proses untuk mematikan hewan merugikan dilakukan dg gas 15. Health education  pendidikan kesehatan 16. Host  pejamu (tuan rumah) Manusia/hewan hidup yg dpt memberikan kehidupan atau t4 tinggal untuk agent 17. Imune individual  kekebalan individu 18. Immunity  kekebalan Terdiri dr kekebalan aktif dan pasif 19. Inapparent infection  infeksi tanpa adanya gejala yg jelas 20. Insidence rate  angka insiden Nilai hasil bagi, antara jumlah penderita baru dg jumlah person dlm populasi yg ditentukan 21. Incubation period  masa inkubasi 22. Infected individual  individu yg terinfeksi Manusia/hewan t4 berdiamnya suatu agent baik yg mempunyai gejala maupun tanpa gejala 23. Infection  infeksi Masuk, bertumbuh dan berkembangnya agent dlm tubuh manusia/hewan 24. Infectious agent  agent yg mampu menimbulkan menginfeksi atau penyakit 25. Infectious disease  penyakit infeksi Penyakit secara klinis tanpak nyata pada manusia/hewan yg merupakan akibat suatu infeksi 26. Infestation  tempat menempelnya dan berkembang biaknya agent pd tubuh/dlm pakaian manusia/hewan. 27. Insectiside  insect (serangga), cide (membasmi) zat kimia yg digunakan utk mematikan/membasmi serangga. larvasida, adultisida/imagosida, akarisida (kutu2), lousisida (belalang), & mitisida (rayap) 28. Isolation  pemisahan org sakit melakukan pemisahan selama ms penularan thdp orang/hewan yg terinfeksi 28. Molluscicide  Mollusca (binatang lunak) zat kimia yg digunakan utk membasmi bekicot atau molluska lainnya. 29. Morbidity rate  Angka Kesakitan 30. Mortality rate  Angka Kematian 31. Nosocomial infection  Infeksi yg diperoleh di RS atau pd fasilitas yankes yg lain. 32. Pathogenicity  Kemampuan agent utk menyebabkan penyakit 33. Patient or sick people  Orang yg jelas sakit (pasien). 34. Personal hygiene  Higiene individu Tindakan pencegahan individu utk meningkatkan kesehatan serta membtasi menyebarnya PM. 35. Prevalensi rate  Angka Prevalensi Nilai hasil bagi, antara jumlah penderita (lama+baru) dg jumlah person dlm populasi yg ditentukan. 36. Quarantine  Pembatasan kegiatan orang/hewan sehat 37. Repellent  Bahan kimia yg diaplikasikan pd kulit/pakaian/tempat lainnya utk mengurangi penyerangan arthopoda, larva cacing, dsb. 38. Report of disease  Laporan resmi atas terjadinya penularan penyakit pd manusia/hewan 39. Reservoir of infectious agent  Hewan, tanaman, tanah atau zat atau kombinasinya di mana agent dpt scr normal hidup & berkembang. 40. Resistence  mekanisme tubuh membuat perlawanan atas penyerangan agent 41. Rodenticide  Bahan kimia utk memusnahkan rodensia (binatang pengerat sebangsa tikus). 42. Source of infection  Sumber Infeksi 43. Manusia, hewan, objek atau zat lainnya di mana agent berada. 44. Surveillense of desease  Pengawasan penyakit 45. penelitian yg cermat (pengumpulan & penilaian) dr segala aspek terjadinya & penyebaran penyakit. 46. Susceptible  Orang/hewan yg dianggap tdk punya kekebalan yg cukup utk melawan agent pathogen 47. Suspect case  Orang yg dicurigai menderita suatu penyakit. 48. Transmission of infectious agent  Cara atau mekanisme di mana agent menyebar dr sumber atau reservoir ke manusia. 49. Virulense  Tingkat patogen suatu agent atau kemampuan uk menyerang & merusak jarigan pejamu. 50. Zoonosis  Infeksi atau penyakit menular diularkan dari hewan ke pejamu