ETIKA POLITIK DALAM MERAWAT PASIEN
Masalah moral yang muncul dalam hubungan perawat pasien terjadi tanpa pengujian, dan banyak masalah pribadi yang dihadapi perawat yang terlibat dalam manajemen, administrasi dan tanggung jawab publik. Perhatian tertuju pada kesulitan moral dalam hubungan perawat pasien dalam tujuan untuk memberikan hak pasien dan tanggung jawab profesional perawat, aspek legal dan hak-hak moral dalam hubungan kontrak diantara mereka. Dalam pelaksanaanya kita telah menyusup dalam masalah yang lebih besar dari keadilan sosial perawatan kesehatan, namun tidak bisa menghindar untuk menyebutkannya sama sekali.oleh karena itu muncul pertanyaan moral pribadi perawat dalam landasan sosial dan konteks politik. Jawaban atas pertanyaan tentang hak pasien dan tanggung jawab perawat tegantung pada landasan prinsipil dan kepercayaan terhadap peran perawat dalam komunitas.
Etika berfokus pada cara dasar kekuasaan dan pembagian kekuasaan. Kaitan antara etika dengan hubungan kekuasaan dinyatakan untuk menentang pandangan populer etika profesional yang dapat ditampilkan sebagai hubungan saling percaya sebagai berikut: etika adalah mengenai pengawasan bagi orang lain, kepedulian terhadap perasaan, perasaan yang pribadi dan subjektif. Oleh karena itu etika adalah penilaian yang pribadi dan subjektif.
Konsep perawatan menurut Judaeo Christian mempunyai banyak sumber praktis. Merawat seseorang berarti bertindak untuk kebaikan mereka, membantu mengembalikan otonomi mereka, membantu mereka untuk mencapai potensi penuh mereka. Mencapai tujuan hidup mereka dan pemenuhan kebutuhan.
Dalam pengalaman menderita mungkin tidak hanya membuat kita lebih simpati tapi mungkin juga membantu kita untuk lebih empati terhadap pasien kita. Simpati adalah perasaan yang timbul secara spontan yang kita miliki atau tidak dimiliki, empati adalah kemampuan untuk meletakkan diri kita dalam sepatu orang lain dalam suatu seni yang dapat dipelajari, latihan imajinasi yang dapat dilatih.
Perasaan ini dapat menjadi motivator yang kuat, yang juga dapat diperoleh dalam melakukan tanggung jawab profesional kita.
Jika kita memilih menjadi perawat untuk memenuhi kebutuhan pribadi, atau hanya sebagai autoterapi tanpa disadari, untuk menghadapi masalah dan kecemasan sendiri, pasien akan menderita karena pekerjaan kita yang akan menjadi catatan bagi mereka (Eadie 1975, Shimpson et all 1983).
Merawat bisa menjadi merusak orang lain jika kita tidak mengerti dinamika aslinya, yaitu seperti dorongan psikologis yang kompleks yang muncul dalam operasi ketika kita dalam posisi tangguh sebagai penolong terhadap pasien yang relatif tidak mandiri dan lemah. Inilah, kenapa psikiater dalam pelatihan dan perawat psikiatri didukung untuk mengalami psikoanalisis pribadi atau terlibat dalam terapi kelompok, sebagai proses untuk mengungkapkan perasaan yang terdalam dan sering tersembunyi dengan maksud lain.
Ketika pengawasan dan perhatian dari perawat yang baik dapat melakukan kekuasaannya dengan baik, overprotektif, menguasai atau mengganggu dan pengawasan seperti kepada bayi, seperti pengasuhan yang jelek, juga bisa menjadi sangat merusak, ini dapat dikatakan bahwa kebaikan terbesar kita juga merupakan sumber potensial kelemahan dan kejahatan kita.
Beberapa praktek dan sikap perawat dapat membawa mereka kepada konflik langsung dengan tim kesehatan yang terkait dalam merehabilitasi kesehatan pasien, dengan fisioterapis dan ahli terapi yang menjabat. Konflik disini bukan hanya dalam persaingan profesionalitas atau ketidakjelasan batasan kerja, tapi juga perbedaan dalam interpretasi tentang perawatan dan dalam praktek perawatan.
Dari suatu pandangan yang lazim, perawat juga merupakan pegawai yang melakukan pekerjaan tertentu seefisien dan seefektif mungkin. Hasilnya, pembatasan-pembatasan layak dipertimbangkan dan batasan praktek dapat dilakukan pada waktu yang tersedia untuk hubungan perawatan dan perhatian terhadap kebutuhan tertentu pasien. Artinya, dalam prakteknya, perawatan harus lebih impersonal dan altruistik.
Pengalaman perawat menghadapi kenyataan hubungan kekuasan dalam bekerja dengan pasien dan dokter, berarti bahwa mereka mengetahui bahwa Etika harus dilakukan dengan kekuasaan dan pembagian kekuasaan dalam hubungan langsung antar pribadi. Bagaimanapun, tantangan adalah untuk memahami sifat alami hubungan kekuasaan dan etika pembagian kekuasaan, dalam mengajar, dalam manajemen, dalam pendidikan kesehatan dan riset, dalam mempengaruhi sumber daya, dan dalam politik kesehatan lokal dan nasional.
Perawat tidak hanya belajar merawat pasien, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan pasien secara umum. Ini berarti memperhatikan standard dan manajemen pelayanan, kemampuan staff, efisiensi dan efektivitas prosedur yang digunakan, peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit , dan kesehatan masyarakat. Jika kepedulian terhadap kesehatan dipahami dari ini perspektif lebih luas, perawat cepat mengetahui bahwa politik dan etika perawatan berlanjut satu sama lain, pembagian dan kepedulian, menghormati orang dan keadilan, kaitan kekuasaan dan nilai-nilai adalah saling behubungan, dan memaksakan tanggung-jawab politis kepada mereka. Pada akhirnya, perjuangan menjadi lebih baik dan kondisi yang lebih patut untuk pasien dan perawat serta petugas kesehatan lain yang tidak dapat dipisahkan.
Bukan tidak mungkin menggabungkan kualitas personal yang sensitif dan peduli dengan yang kompeten dan efisiensi dalam manajemen, atau empati kepada orang lain dengan orang yang keras dalam susunan staf, atau perundingan bersama.
PERBEDAAN MODEL ZAMAN SEKARANG UNTUK ETIKA PROFESIONAL
Adalah sulit untuk menyatukan kembali etika personal yang peduli dengan tipe etika yang diperlukan untuk manajemen sistem pemberian pelayanan kesehatan modern yang kompleks. Hal ini muncul karena tekanan antara perbedaan jenis kompetisi etik dalam kehidupan profesional, perbedaan antara; etika perawatan, etika pelayanan,etika pelayanan publik dan etika bisnis.
Kompetisi etika dalam pekerjaan dan kehidupan profesional
etika perawatan-peran pertolongan perorangan
peran pembelaan
perlindungan hak kaum yang lemah
etika personal, hubungan perorangan, bersifat melindungi
etika pelayanan-hubungan kontrak perorangan
hubungan sesuai kontrak yang diberikan kepada:
pengenalan tugas dan hak timbal balik
berdasarkan kepada kemampuan personal
khusus dua pihak, menghormati orang lain dan keadilan
etika pelayanan publik- universal dan kerjasama
pengenalan tugas dan hak timbal balik
penerimaan terhadap kemampuan publik
partisipasi masyarakat dan kesejahteraan berfokus pada keadilan dan kekayaan
etika bisnis-keunggulan diri dan kompetitif
terutama diberikan kebebasan personal untuk mencapai keuntungan, pemenuhan kebutuhan dan komersial
tuntutan hak personal untuk mengambil kesempatan
tuntutan hak terhadap buah dari keberhasilan personal
latihan otonomi perorangan sebagai nilai awal
memberi kuasa kepada yang kuat, sulit bagi yang lemah, hak personal dan otonomi.