Selasa, 16 Maret 2010

menjadi manusia yang lebih dewasa

MAnusia Dewasa
by: Sunanto, SKM
DEWASA" adalah mereka yang sudah mencapai usia 19-20 tahun. Setelah
seseorang menyelesaikan tugas perkembangan masa remajanya, ia akan memasuki
dunia orang dewasa.
Ditandai dengan kematangan perkembangan fisik yang sedang berada dalam masa
puncak, dan terlihat lebih stabil. Kestabilan emosi juga mulai terbentuk ketika
memasuki masa dewasa. Memulai sesuatu yang lebih terarah dan ajeg dalam karir,
pendidikan, hubungan dengan lawan jenis, mulai melepaskan diri dari ikatan
rumah, adalah tanda-tanda yang menonjol. Dan keberhasilan seseorang menuju masa
transisi ini akan menentukan kehidupan di masa dewasa yang baik.
Di masyarakat istilah "Dewasa" sendiri banyak mengalami perluasan
makna. Dewasa bisa berarti "memiliki otoritas atas diri sendiri",
"lebih bijaksana dalam
bersikap", "tidak sepihak atau egois", "bisa memahami diri
sendiri dan orang lain", "berfikir terbuka", "dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain", Biasanya
kalau kita melihat orang dewasa yang tidak memenuhi kriteria-kriteria diatas,
biasanya kita akan men-cap mereka "ih..nggak dewasa banget sih!!".Itu
artinya menjadi dewasa adalah sesuatu yang bernilai positif dong ? apa iya? Ya,
pertama karena menjadi dewasa, mengacu pada KEMATANGAN.
Kematangan
(maturity) yang terwujud dalam pikiran, sikap, dan tindakan. Pikiran orang
dewasa yang matang artinya mereka yang sudah mampu berpikir terbuka (open mind), bepikir tidak
dari sudut pandang dirinya sendiri (tidak egosentris), berpikir obyektif (melihat
dan menilai masalah pada masalahnya).
Meski berlabel sarjana dan berkecimpung dalam bidang profesionalisme, KITA
masih berpikir dengan pola berpikir anak-anak dimana segala sesuatunya dilihat
dari sudut pandang dirinya sendiri. "Asal gue bisa dapet apa yang gue
mau!!".."Yang penting gue happy!!"."yang lain? I don’t
care!@! lah..".
Kematangan juga tampak pada mereka yang bisa berpikir terbuka. Orang dewasa
yang matang tidak lagi rusuh melihat orang/kelompok lain yang berbeda gaya
hidup,selera, dan aturan main. Berbeda dengan ABG, yang senang mengomentari
orang atau kelompok lain yang "nggak gue banget gitu loch.". Bisa
menerima
perbedaan pandangan, bisa menilai motif dibalik perilaku atau tindakan orang
lain, bisa memahami cara berpikir orang yang berbeda dengannya adalah
karakteristik orang dewasa yang matang yang mampu berpikir terbuka.
Dunia orang dewasa
juga diwarnai oleh KEMANDIRIAN
Biasanya orang dewasa merasa risih bila kehidupannya masih dikontrol dan diatur
orang lain, figur otoritas terutama orang tua. Karena merasa dewasa juga merasa
tahu apa yang harus dilakukan, kapan dan apa konsekwensi dari segala tindakannya.
Saat ini seseorang
mulai lambat laun melepaskan diri dari ikatan kebergantungannya dengan keluarga
dan orang tua. Mencari pekerjaan, pasangan hidup, hubungan profesionalisme
merancang kehidupan ke depan,
mengejar ambisi, dll. Bila berhasil pada masa transisi ini, biasanya akan
terbentuk pribadi orang dewasa yang bertanggung jawab. Bila tidak, kehidupan
orang dewasa yang penuh dengan konsekwensi dan tanggung jawab akan dirasakan
sebagai sesuatu yang berat, membebani dan menakutkan.
Mampu MEMAHAMI DIRI dan ORANG LAIN dengan
baik.Kemampuan berempati terhadap diri sendiri akan menuntun seseorang dapat
berempatiterhadap orang lain,artinya bila KITA berempati terhadap teman2,KITA
tidak akan mengembangkan pikiran negatif dan menganggap hal itu sebagai sesuatu
yang merendahkannya.Bila mind set diubah
ke arah positif, manusia akan merasa lebih nyaman terhadap dirinya, dan tidak
perlu memusingkan apa yang dikomentari oleh orang lain. Bahkan komentar orang
lain dapat menjadi dorongan untuk kita berbuat sesuatu yang lebih baik.
POLA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Seringkali
kita merasa tidak nyaman atau tidak enak bila berkomunikasi dengan orang
tertentu, padahal materi yang disampaikannya tidak ada masalah. Ada orang-orang
tertentu yang bila berbicara bernada menggurui, selalu mengkritik, atau ada tendensi
menjatuhkan. Ini semua ada kaitannya
dengan apa yang disebut Ego State. Ego State ini mengacu pada lakon / skrip hidup yang dimainkan seseorang
dalam menentukan sikap dan pola komunkasi terhadap orang lain.
Sebagai orang
dewasa, yang ideal adalah bila ia menjalankan ego statenya sebagai orang dewasa
yang memiliki karakteristik : berbicara sesuai fakta, obyektif, dan tidak judgemental. Dan
bila kita menemui orang dewasa yang pola komunikasinya selalu menggurui,bernada
menasehati, mengkritisi sesuatu berlebihan, dan merasa lebih tahu atau lebih hebat ia sedang menunjukkan
karakteristik pola komunikasi figur otoritas (yang biasanya memiliki karakter
merasa lebih tahu, lebih berpengalaman, dll). Ada juga orang dewasa yang
mengembangkan pola komunikasi kekanak-kanakan, seperti menyerang orang lain,
merajuk atau berbicara spontan tanpa dipikirkan dahulu.

Ketiga tipe ini
sering kita munculkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan apa yang menjadi pola
komunkasi seseorang dapat kita nilai dari apa yang paling menonjol dari seseorang. Apakah ia orang dewasa yang lebih bersikap dan
berkomunikasi sebagai orang dewasa, sebagai figur otoritas ataukah yang
kekanak-kanakan?

Dari semua
karakteristik orang dewasa matang, mandiri,mampu berempati, dan pola komunikasi
yang efektif, satu hal yang penting adalah menjadi orang dewasa yang senantiasa membuka diri untuk terus belajar dan memperbaiki
diri. Tidak ada manusia dewasa yang paling dewasa, yang paling hebat, paling mandiri dan paling sukses. Karena tugas perkembangan manusia berjalan sepanjang
kehidupan, mereka yang mampu belajar dan terus berusaha memperbaiki diri akan dapat
senantiasa menyesuaikan diri dengan keadaan dan lingkungan dengan baik.

Tidak ada komentar: